Untuk Project #15HariNgeblogFF
Jam 17.00 lewat. Ana mendengus kesal. Mengeluh praktikum gravimetri yang ia dapat hari Jumat.
Kenapa hari Jumat?Kenapa harus sama Gerry?
Ana melihat ke ruang tunggu lab, sahabat – sahabatnya sudah meninggalkan Ana.
“Kamu angkat crucible lead 2 sama 3 ya, kayaknya udah bisa disaring. Aku lagi nyiapin larutan standar”, Gerry mendatangi Ana
Ana menyimpan selulernya ke kantung jas labnya.
“Matiin dulu ovennya,udah belum?”, Ana pura-pura mencari pulpen di kantong jaslab iya, menghindari kontak mata dengan Gerry
“Belum”
Ana menatap Gerry,kesal “Lo mau bunuh gue? Ya dimatiin dulu lah ovennya, didiemin suhunya sampe 40 derajat baru bisa diambil”
“Oh iya ya,maaf,lupa”, Gerry berlari kecil ke arah oven
Ana menatap Gerry yang sedang memunggunginya, sekarang semua berubah. Gerry mencoba menebus kesalahannya, tidak ada canda di lab lagi antara kita berdua ,’It’s not gonna work Gerry. Never’,
Ana mendatangi oven dan melihat layarnya, masih 78 derajat Celcius, tangannya meraba permukaan pintu oven sesaat, masih panas. Langkahnya diseret menuju ruang pengawas. Ana dan Gerry, tidak akan pernah terlihat dalam satu meja lab bersama, walau mereka akan selalu satu kelompok sampai semester depan. Saling menghindar dengan tetap mengutamakan prosedur kerja yang baik menjadi tujuan Ana dan Gerry, saat ini,entah sampai kapan.
Ana merebahkan dirinya di sofa panjang, tubuhnya merasa lelah dengan percobaan panjang ini, bahkan Ana harus memegang kunci Lab sampai besok, karena tidak ada lagi yang mengawasi, hanya Ana dan Gerry, di ruangan ini.
If you had my love and I gave you all my trust
Would you comfort me
Tell me baby
And if somehow you knew that your love would be untrue
Would you lie to me
And call me baby
Ana memejamkan mata, tiga bulan lalu mungkin Ana masih akan mendengarkan lagu ini dengan riang dan berjoget meniru J-Lo, membuat Gerry terpingkal sampai mengeluarkan airmata, karena gerakan yang Ana hasilkan malah seperti Melinda ‘Cinta Satu Malam,’ Saat ini Ana merasa hatinya merasa sakit setiap mendengar setiap bait lagu ini.
“Capek banget ya?”, Gerry sudah ada di belakang kepala Ana, duduk di sofa merah kecil. Gerry menyerahkan bantal kecil ke Ana.
Ana menerima lalu tergesa terbangun
“Iya”
“Kamu belum makan siang”
“Nanti aja,sama makan malem”
“Maag kamu nanti kambuh”
“Bisa diem aja ngga?”, Ana menatap Gerry, tajam. Ana melihat mata Gerry, dan muak melihat apa yang ada di dalam mata Gerry. Di mata Gerry, Ana melihat bayang sahabatnya berkelebat disana. Ana berusaha mengurai kebencian terhadap sosok di sampingnya. Gerry, yang sudah bersamanya selama 2 tahun ini. Yang memutuskan untuk menyudahi hubungan karena alasan kebosanan semata.
‘Lo putus sama Gerry,Na?’
‘Iyah..hmmm’
Dia memeluk gue,erat, berkata semua akan baik-baik saja. Perkataannya ngga ada yang salah hari itu, tapi matanya yang ngga bisa bohong. Matanya menyiratkan sukacita, gue dah kenal elo dari umur 8 tahun,Vi. Gue ngga pernah salah sama firasat gue terhadap elo. Anjing lo, Vi.
Ana mengingat kejadian itu, lewat mata Gerry.
Ana beranjak dari sofanya, lalu langkahnya menuju ruang asam yang penuh larutan dengan konsentrasi tinggi. Ana menaruh larutan tersebut dekat Gerry, dan menuangkan perlahan ke dalam gelas ukur.
“Tolong bantuin gue tuangin akuades kesitu ya Ger”, Ana menahan emosi nya,suaranya tercekat
“Kesini?”, Gerry menunjuk ke gelas ukur 250 mL di depan Gerry, Gerry mau tahu larutan apa di dalamnya, tapi Gerry lebih memilih diam
“Iya,kesitu”, mata Ana kelam, dan langkahnya menuju luar ruangan
Ana melihat sekilas Gerry sedang membantunya menuangkan larutan itu
Dan…
“AAARGH!!!! Ana!! Lo mau bunuh gue?!?!?!?!”, Gerry menutup wajahnya yang terkena larutan asam sulfat dengan konsentrasi tinggi yang tiba – tiba meledak di depan mukanya
Ana menutup pintu lab
“Iya,Ger”, bisik Ana sambil beranjak ke kantin,tersenyum
sangar ! 😆
saya suka genre cerita ginian 😀
cara yang baik untuk balas dendam ke mantan
terima kasih lagi sudah berkunjung