In five hundred twenty-five thousand
Six hundred minutes
Ya, aku tahu. Satu tahun terdiri dari 525.600 menit. Terus kenapa?
In daylights, in sunsets, in midnights
In cups of coffee
In inches, in miles, in laughter, in strife.
Dan aku selalu sadar kapan pagi, siang, malam, bahkan tengah malam
Yang malah mengingatkan aku akan segelas kopi
Pada setiap jarak yang aku bentuk, yang sudah aku tempuh
Setiap canda, tawa yang telah aku alami
Bahkan luka, duka yang sempat terasa juga.
Selesai, tapi aku bisa menghitung semuanya, dengan baik.
Bahkan aku memilih untuk melupakannya.
How about love?
How about love?
How about love? Measure in love
Jleb!!
Tertohok pada lirik ini.
Bagaimana aku dapat mengukur cinta?
Kepada siapa saja aku telah memberikan cinta?
Dalam setahun?
Keluarga? Apakah mereka cukup kuberikan cintaku? Atau malah kekurangan dengan kesibukanku?
Sahabat? Apakah mereka cukup kuberikan cintaku? Atau mereka sering memendam kecewa karena sering tidak berada bersama mereka?
Kolega? Apakah mereka cukup kuberikan cintaku? Atau aku hanya mengerjakan kewajibanku, tanpa sadar ini adalah tahap pencarian passionku?
Kamu? Apakah cukup kuberikan cintaku? Entahlah, saat ini aku belum berani bermain angka yang banyak tentang dirimu.
Tuhan? Apakah Kau cukup kuberikan cintaku? Atau ada seseorang/banyak orang yang aku dahulukan bahkan aku tinggikan cintaku daripada kepadaMu?
So, how do you measure love? Accurately?
Picture was taken from here