Aku sengaja menyibukkan diriku sendiri, mengetik, membaca, melakukan apapun, asal tidak melirik ke jam. Tapi ada waktunya aku harus lekas melirik ke jam tersebut, di satu waktu, dimana aku harus menangkapnya setiap hari.
Di 11:11
Masih jam 11:09, ah mengapa lama sekali?
Namun aku selalu dapat menemukannya, 11:11, lalu aku memejamkan mata selama satu menit.
Meminta segalanya
Mengucapkan keinginanku
Apalagi kalau bukan tentangmu?
11:11
Akhirnya jam di laptop menampakan waktu yang sudah aku tunggu, dan juga di ponsel, tidak ada cela jauh dalam perbedaan waktu, sama sekali tidak ada.
Lalu aku memejamkan mataku, mengucap doa, segalanya, apa aja asal tentangmu.
11:12
Aku tersenyum. Sudah lama sekali aku melakukan kebiasaan ini, yang selalu dibilang konyol oleh orang-orang, namun dalam hati mereka ikut mengucap permintaan saat detik demi detik dari 11:11 sampai mereka menatap sudah menuju 11:12.
Sudah tahun ke-2, selalu sama, permintaan yang sama.
Entah kamu bisa memanggilku gila atau apa, selain lima kali sehari yang memang ibadah kewajibanku, salah satu kepercayaanku adalah menatap 11:11.
Aku begitu menyayanginya hingga tidak ada akal sehat yang berkerja di sini, begitu sendu hingga 11:11 yang kurasakan saat melewatinya begitu lama dan syahdu, hening.
Hanya satu permintaan yang aku sebut, panjang, namun berarti untukku: Aku ingin Bunda hidup kembali.
I pray for every single pray you ask to Him. Hope He grants you and your family happiness. :’)
yeah, and I hope ppl starts to forget about making some wishes at 11:11 because God is here, everytime, closer than our veins π
Ask and it will be given, Ray. Always like that.
π again, thanks for reading and spread the positive energies through this comment, Mas Teguh
Keep being positive, Ray. Keep telling the stories. π