“Hai, nama aku Raka,” seseorang yang sudah daritadi aku perhatikan di ujung sana menghampiriku.
Aku tidak kuasa menahan senyumku, bagaimana pun lelaki ini yang sedari tadi menarik perhatianku, mengenakan kemeja slim-fit berwarna biru muda, dan celana bahan yang pas, yang tidak membuatnya tenggelam oleh pakaiannya sendiri, padahal badannya tidak terlalu berbentuk, kalau tidak mau terbilang kurus, namun struktur rahangnya yang keras, namun dalam keadaan diam yang masih menyisakan bibir yang melekukkan senyum, membuatku ingin berkenalan dengannya.
“Chandra, ehm.. kamu bisa manggil aku Chan-chan,”
Raka tertawa, bagaimana pun nama panggilanku memang terdengar sangat kekanakan, namun lebih baik dipanggil Chan-chan daripada Chandra yang terlalu maskulin, untuk wanita sefeminim aku.
“Aku sering melihat kamu di sini,” Raka mulai membuka percakapan.
“Aku juga, sering melihat kamu di kafe ini.” Makanya aku menatapmu terus biar kamu datang.
“Well, kamu kerja dimana ngomong-ngomong, Chan…chan?” Panggilnya, masih canggung.
“Aku usaha trading forex gitu, Rak.”
“Oh ya? Aku tahu tapi kurang mengerti tentang itu, bisnis macam apa, sih?” Tanyanya penasaran, aku mendekatkan lagi diriku ke Raka dengan ekspresi semangat.
“Oke, aku jelasin, dan bahkan kamu bisa join loh,”
“Wah, asyik dong, kalo gitu. Apa sih trading forex itu?”
Begitulah, selama lebih dari dua jam akhirnya aku sudah bisa menjaring Raka untuk ikut bisnis fiktif ini, dan Raka begitu antusias saat aku menjanjikan akan menemuinya hari berikutnya untuk menjelaskan langkah-langkah lebih lanjut.
Yah, berkat susuk yang ada di keningku ini, aku bisa membuat lelaki mendatangiku.
Dan aku menjaring banyak korban, meraup keuntungan dari mereka.