Saat di negeri seberang sana, telinga ini yang peka mendengar percakapan dua wanita Indonesia di Hoog Chatarijne dan membuat saya memberanikan diri menyapa dan bercakap – cakap dengan mereka
Saat di negeri seberang sana, hidung ini yang masih bisa mengenali rempah – rempah Indonesia di restoran Sari Ayu Amersfoort dan Borobudur di sebelah kafe RUIG, Utrecht, walau di sini termasuk perempuan yang terlalu kepayahan saat ditugaskan dinas di dapur
Saat di negeri seberang sana, bibir ini yang aktif berceloteh dengan orang Indonesia yang baru dikenal – dengan bahasa Indonesia, yang aktif bersenandung setiap lagu musisi Indonesia yang saya putar setiap malam sekadar untuk meredam rasa rindu saya untuk pulang
Dan hati ini – ah jangan ditanya – langkah saya memang ke belasan negara nun jauh di sana, yang saya rindukan tetap sambal, yang saya lantunkan lagu Banda Neira dan Float ratusan kali tanpa bosannya, puisi yang saya tuliskan nyatanya tetap lebih indah saat diguratkan dengan bahasa Indonesia, dan botol kosong yang selalu saya bawa saat ke toilet (if you know what I mean)..
.. lalu satu lagi, pada nyatanya.. sejauh apapun saya pergi jauh, yang saya tuju tetaplah rumah..
INDONESIA
Selamat berbahagia kawan di Hari Kemerdekaan Indonesia hari ini.
Jangan hanya merutuki bobroknya saja, tapi berlakulah sesuatu. AYO KERJA.
Anila Tavisha,
yang kompleknya ngga ada acara apa – apa 😦
ish, pindah tempatku apa dek Ray. Ada banyaakk banget lomba tauu
apalah di sini.. sepi.. ngga ada apa -apa mbak Des, hatiku pun menjadi sepi.. :(((((