Sunset at Walsh Street, Mareeba
Akan selalu ada dua jawaban yang berbeda mengenai kota ini, tidak betah untuk berlama – lama atau kota yang bagus untuk menabung.
Aku selalu ingat bagaimana aku sampai di kota ini dan bagaimana caraku akhirnya mendapatkan pekerjaan. Nekat.
Sunrise behind my working hostel, Mareeba
Di Februari, aku menetap di Cairns selama 1 minggu. Pengalaman nol besar. Aku juga kepayahan membuat CV. Dua sisi mata uang yang tidak bisa muncul bersama, aku mempunyai tahunan pengalaman di bidang technical skill, di mana pekerjaan yang aku harus lakukan saat itu adalah Hospitality atau Farm (aku tidak habis pikir untuk pekerjaan Cultivation dan Animal Poultry akan seperti apa) – syarat mutlak agar periodeku menetap di Australia bertambah menjadi 2 tahun alih – alih 1 tahun.
Sesampainya di kota Cairns, aku memutuskan untuk datang ke working agency, menaruh CV dan menunggu. Tetapi, siapapun yang datang setiap hari akan lebih mempunyai kesempatan mendapatkan pekerjaan dibandingkan dari siapapun yang hanya menunggu dihubungi. Maka, dalam 5 hari aku di Cairns – aku selalu menyempatkan waktu untuk bertandang ke kantor agen tersebut. Sayangnya, banyak yang lebih memilih mempunyai pengalaman di farm sebelumnya. Tidak untuk seseorang yang baru mulai seperti aku.
Aku tidak patah arang – kenapa harus? Baru juga satu minggu, pikirku.
***
Tapi, akhirnya aku memutuskan untuk tidak berlama – lama di Cairns. Cairns kota yang livable, Cairns Esplanade yang meriah, berlari atau sekadar jalan sore dengan view laut, kolam renang umum yang seru, kelas Zumba di Taman Fogarty, hal yang membuatku rindu kota tersebut.
Sayangnya aku bukan turis kala itu, aku seorang pencari kerja.
Maka, aku memutuskan ke Mareeba dan mendapatkan pekerjaan farm dengan modal nekat. Datang langsung ke farm.
***
Singkat cerita, aku sudah di Mareeba hampir 3 bulan.
Seperti yang aku bilang di awal cerita ini, hampir tidak ada hal menarik di Mareeba. Slightly quiet city, tempat makan yang hanya buka sampai jam 18. Yang tersisa hanya Pizza Hut dan Mc Donalds, dua restoran cepat saji yang buka sampai jam 22. Selain itu, tidak ada.
Kota yang sempurna untuk menabung bagiku, karena mau tidak mau kamu harus memasak sendiri – atau makan makanan cepat saji terus – menerus. Ngga enak.
Apa yang menarik dari kota ini?
Matahari terbenam yang indah, matahari terbit yang menenangkan, ratusan burung kakatua yang bertengger di satu pohon persis di depan tempatku tinggal saat ini, temperatur yang pernah mencapai sebelas derajat di pagi hari. Lalu, apalagi?
Tidak hingar bingar.
***
Mungkin inilah alasan mengapa aku menyukai kota ini.
Karena sunyi.
Another sunrise, same place
Di sisi lain, sunyi bisa menjadi keramaian yang menyenangkan bagiku.
Mareeba di 7 Mei 2018